Saturday, April 21, 2012

"sang murabbi" KH Rahmat Abdullah

Aku rindu zaman ketika halaqoh adalah kebutuhan, bukan sekedar sambilan apalagi hiburan … 

Aku rindu zaman ketika mambina adalah kewajiban bukan pilihan apalagi beban dan paksaan … 

Aku rindu zaman ketika dauroh menjadi kebiasaan, bukan sekedar pelangkap pengisi program yang dipaksakan … 

Aku rindu zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan, bukan keraguan apalagi kecurigaan … 

Aku rindu zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan, bukan tuntutan, hujatan dan obyekan…. 

Aku rindu zaman ketika nasihat menjadi kesenangan bukan su’udzon atau menjatuhkan … 

Aku rindu zaman ketika kita semua memberikan segalanya untuk da’wah ini … 

Aku Rindu zaman ketika nasyid ghuroba manjadi lagu kebangsaan… 

Aku rindu zaman ketika hadir liqo adalah kerinduan dan terlambat adalah kelalaian … 

Aku rindu zaman ketika malam gerimis pergi ke puncak mengisi dauroh dengan ongkos yang ngepas dan peta tak jelas … 

Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah benar-benar berjalan kaki 2 jam di malam buta sepulang tabligh da’wah di desa sebelah … 

Aku rindu zaman ketika pergi liqo selalu membawa infaq, alat tulis, buku catatan dan qur’an terjemah ditambah sedikit hafalan … 

Aku rindu zaman ketika binaan menangis karena tak bisa hadir di liqo … 

Aku rindu zaman ketika tengah malam pintu diketuk untuk mendapat berita kumpul di subuh harinya … 

Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah berangkat liqo dengan ongkos jatah belanja esok hari untuk keluarganya … 

Aku rindu zaman ketika seorang murobbi sakit dan harus dirawat, para binaan patungan mengumpulkan dana apa adanya … 

Aku rindu zaman itu … 

Ya Rabb … 

Jangan Kau buang kenikmatan berda’wah dari hati-hati kami … 

Ya Rabb … 

Berikanlah kami keistiqomahan di jalan da’wah ini … 

3 comments: