Saturday, August 31, 2019

tentang alasan.















sedar atau tidak, setiap daripada kita adalah alasan kepada seseorang. alasan untuk berubah, terus berjuang, kekal bertahan dan sebagainya. maka, sentiasalah berusaha menjadi alasan yang baik-baik dalam hati mahupun seluruh hidup orang-orang yang kita temui. kita sendiri juga ada kalanya menjadikan orang-orang yang kita temui sebagai sebahagian alasan-alasan baik ketika kita melakukan perjalanan-perjalanan hidup. alasan-alasan baik akan selalu membawa kepada alasan yang paling sempurna; Tuhan.
















Saturday, August 24, 2019

syntax error.











"poetry is what happens
when your mind stops working
and for a moment, all you do is feeling."


--atticus.








Saturday, August 17, 2019

a prologue.









as we're done reading the introductory part
we flipped into the next page
but all there was an empty blank space
with a short note written in the middle; 


"this page is intentionally left blank" 


yes, the very first chapter is just one or two pages away 
but maybe the author wants us to take a break here
before the story prolong
to take a deep breath
to take a sip of water.
but perhaps the Author wants us to take a break here
before the journey begin
to calm our curious mind
to put our beating heart at ease.




then, from here on
let's understand each word
learn from every sentences
and cherish each and every paragraphs.






anyway, we're all set now
alhamdulillah.
so, bismillah.. 















___
170819; taman wawasan merotai johor bahru.

Saturday, August 10, 2019

we're alive.








"we don't read and write poetry because it's cute. we read and write poetry because we are members of the human race. and the human race is filled with passion. and medicine, law, business, engineering, these are noble pursuits and necessary to sustain life. but poetry, beauty, romance, love, these are what we stay alive for." 
         --john keating, dead poet society.

"tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya, dan tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukup." 
        --bacharuddin jusuf habibie.






Wednesday, August 07, 2019

saling menyiapkan.





membina hati adalah seperti membina rumah.

yang pertama dipersiapkan adalah lantainya, yang dialaskan pada strata tanah bumi. dari lantai ditumbuhkan tiang yang saling berhubung antara satu sama lain. hujung-hujung tiang menyambut atap yang meneduhkan.

maka ketika atap itu bersungguh kita siapkan, ada jiwa-jiwa yang berlalu berpapasan dan mereka senang melihat kita membina tempat berteduh daripada teriknya hidup, dan mereka suka pula bertanya jika mereka boleh singgah untuk mendapatkan nyaman daripada teriknya hidup jika kita sudah selesai menyiapkan ruang teduh itu nanti. sambil menyeka peluh hangat di dahi, kita tersenyum dan berkata, "silakan."

demikian setelah itu, batu-bata merah mulai disusun, lapisan demi lapisan meninggi, ruangan dari lantai ke atap tertutup perlahan-lahan. ah, jiwa-jiwa tadi menyangka kita rupanya mahu bersendiri, ruang yang kita bina ini adalah ruang privasi dan rahasia. jangan masuk. tidak boleh berteduh di sini. dunia luar adalah dunia luar manakala dunia di dalam ruang ini adalah dunia di dalam ruangan ini.

padahal kita belum selesai.

pada dinding itu, ada pintu yang akan kita pasangkan. pintu yang menjadi laluan untuk kita keluar ke dunia melakukan perjalanan mencari hikmah dan pedoman. pintu yang menjadi laluan masuk untuk kita menyimpan hikmah dan pedoman yang kita temui supaya sentiasa terjaga dan tidak akan rusak. pintu yang sedia menjemput siapa pun jiwa yang ikhlas mahu berteduh dan saling berbagi ruang pengalaman pembelajaran dan cerita dari perjalanan-perjalanan hidup.

padahal kita belum selesai.
pada dinding itu, ada jendela yang akan kita tampalkan. jendela kaca lutsinar yang membiaskan cahaya matahari fajar, yang menjadi gelanggang butir-butir air hujan meluncur, juga sebagai layar skrin yang menayangkan persembahan cahaya bulan dan bintang. dari dalam ruang ini, kita menelaah dunia menerusi jendela itu tanpa perlu risau apa pun cuacanya. ya, kita tidak lari daripada dunia, bahkan semakin akrab.







 

ya, rupanya kita belum selesai, kan?
jendela-jendela dinding itu sedang kita tampalkan masing-masing.

dan pintunya, yang cuma ada satu itu, nanti kita akan pasang bersama.