Sunday, December 31, 2017

if letters disappeared from the world (2).

















kalau besok huruf-huruf hilang di dunia, tapi kau boleh simpan empat huruf saja untuk satu kata, apa pilihanmu?

empat huruf?

ya.

satu perkataan?

a'ah.

a, i, m dan n.

mahu buat kata apa?

amin.

amin?
begini, kalaupun huruf-huruf hilang, harapan kepada Tuhan tidak boleh hilang. aku mahu membantu, menguatkan orang-orang mendekat satu langkah kepada harapan-harapan itu, meski sekecil semampu meng-amin-kan doa-doa mereka. Tuhan mendengar semua suara, walaupun sehalus tulisan-tulisan bisu, pasti akan sampai kepada pengetahuanNya.  terkadang, kita tidak perlu untuk tahu apa yang sedang didoakan seseorang, kerana dia pasti punya alasan besarnya sendiri untuk doa-doa itu, dan cukup kita tahu bahawa Tuhan hanya akan menjawap setiap doa dengan sebaik-baik jawapan.


















___
to everyone who wonders if i'm writing about them... yes, i am.
selamat tahun baru dua ribu tujuhlapan belas.

Sunday, December 24, 2017

kyabetsu.














































you who always worried and pondered about everything, but you are the one who in the end can always find the right answer to all your worries. 
  --okaasan.


















___
sekai kara neko ga kieta nara.

Sunday, December 17, 2017

if letters disappeared from the world (1).
























kalau besok huruf-huruf hilang di dunia,
apa yang akan kau tulis hari ini?

tentang langit dan jalanan.







kalau besok huruf-huruf hilang di dunia,
apa yang akan kau baca hari ini?

tulisanmu tentang langit dan jalanan.




































45:3















Thursday, November 30, 2017

foreign.




















"arriving at each new city, the traveler finds again a past of his that he did not know he had: the foreignness of what you no longer are or no longer possess lies in wait for you in foreign, unpossessed places."
   -italo calvino, invisible cities.




















___
oldtown ipoh.

Friday, November 17, 2017

bloom.














as the flowers 
keep moving towards
the light,



















so must we.





















Saturday, November 11, 2017

resume.






pandang jam bulat di dinding.

jarum pendek tebal ada di nombor tujuh.
jarum panjang tebal ada di antara nombor tiga dan empat.
jarum panjang nipis singgah di nombor sepuloh.

waktu berhenti.

"ah, bateri habis."






ukuran kasar, matahari ketika itu sudah berada dalam posisi sembilan puluh darjah dari permukaan bumi.


kali terakhir melihat jam di dinding pagi itu, kombinasi posisi jarum tebalnya menunjukkan waktu enam tiga puluh dua minit pagi, dan jarum nipis bergerak menghampiri nombor dua belas. 



klik ikon pause pada youtube.
lepaskan headphone.

bangun dari kerusi.

bergerak ke almari di belakang. 
laci ditarik, keluarkan bateri everyday hitam merah.
laci ditolak masuk ke dalam.

berjalan ke arah dinding bertingkap.
dongak.

"tinggi."





angkat kerusi.
rapat ke dinding.

langkah naik.
capai jam.
turunkan.



berdiri pegun di atas kerusi.
menatap jarum-jarum yang pegun.









kosong.









sunyi.









lalu kedengaran laungan serak-serak basah.
dari corong pembesar suara masjid.

"Allahu akbar! Allahu akbar!"







jam dibalikkan.
ibu jari dan jari telunjuk diletakkan pada pemutar jarum tebal panjang.

jam dibalikkan.
ibu jari dan jari telunjuk memutar pemutar jarum tebal panjang dari belakang.

jarum tebal panjang berputar.
jarum tebal pendek ikut berputar.

sehinggalah jarum tebal pendek menghampiri nombor satu.
dan jarum tebal panjang berada pada jarak seminit melebihi nombor sepuloh.

jam dibalikkan.
keluarkan bateri lama.
masukkan bateri baru.
jam dibalikkan.



mata menatap jarum nipis bergerak meninggalkan tempat persinggahannya,
meneruskan perjalanan.

dalam langkah yang perlahan.
tapi sekata.


tik..
tik..
tik..







tik..



Friday, June 30, 2017

雨 - ame.







rooftop.

masih tengahari, belum malam lagi.
tapi langit gelap.

maksudnya langit mendung la tu.

angin pun kuat.
lagi-lagi di atas atap.

"hujan."
"kembali."



tap..

tap tap..
tap tap tapp..
tap tap tap tap tap tapp tappp tapppp..

itu bunyi detak air hujan yang sedikit-sedikit turun kemudian terus lebat. sempat turun dari rooftop ke tingkat bawah, yang berbumbung, sebelum lencun. cuma sedikit basah.

"kembali?"
"hujan is kembali."
"from? in?"
"from quran. in at-thariq; eleven."
"wow, ingat." 
"acah-acah.. padahal buka tafsir in a new tab. haha."
"ceh.. so, the ayah please.."
"demi langit yang menurunkan hujan. dalam matan asalnya, in arabic, the word 'rain' referred to the kalimah al-raj'i, *which literally means return."

setiap butir hujan yang jatuh dan menabrak kaca jendela, seperti sedang berlumba sesama mereka untuk menjadi yang paling cepat meluncur jatuh ke bawah. butir yang lebih besar, luncurannya lebih laju berbanding butir-butir yang kecil. faktor graviti. ada juga butir kecil bergabung dengan butir kecil yang lainnya untuk menambah saiz sekaligus berat, menjadikan mereka lebih mudah dan lebih laju meluncur ke bawah.

"air hujan, datang dari bumi. diangkat naik ke langit. kemudian turun, kembali pulang semula ke bumi. tidak kiralah jauh mana daratan tanah mereka tinggalkan atau setinggi mana langit yang mereka duduki sebagai awan, akhirnya ke tanah juga mereka akan kembali apabila tiba masanya. itu fitrah atau sunnatullah hujan."
"so we are."
"but maybe from the opposite departure gate." 
"yup. we came from above, sent down to the earth. and soon will go back to our origin too. thats our fitrah, to return back to Him. langit tidak mahu menyimpan awan selamanya, dan bumi(dunia) tidak akan menyimpan kita selamanya."
"ok, guess what is the best type of rain(raj'i)?"
"type of rain? rain what? rainy days? train? trainee? terrain? brain? drain?"
"dude.. hahaha. rainbow la.. pelangi.. hujan yang pulangnya sempat meninggalkan kegembiraan kepada orang lain."
"ya, betul."

sambung rain gazing.



___
*tafsir al-azhar.

Thursday, June 29, 2017

polos.













jika kita kehilangan sesuatu, yang pertama
terlintas dalam fikiran kita adalah di mana atau bila
kali terakhir sesuatu tersebut ada bersama kita.
kemudian kita pergi ke 'kali terakhir' itu.












rasanya, dunia kanak-kanaklah
yang paling banyak menyimpan
'kali terakhir' kita, kan?





















___
malam-malam main bunga api,
selamat hari raya aidifitri.

:)

Wednesday, June 28, 2017

ad-dhuha; three.



the third ayah of surah ad-dhuha start with;
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ 
the word ما in arabic was used when you want to correct somebody. when you say 'no' to something they said, and you want to correct them. meanwhile, ودع in arabic was used in describing the inside pit of death. a grave side was called ودع. if they build wall around someone's grave and never goes inside it, like a tomb area, they build wall around it and they just never go into it again, this is also called ودع. similarly, ودع was used for as an expression of saying goodbye. meaning something you never come back to. like this gonna be walled off, you never come back to it. this inside pit of death, nobody gonna know what is in there, its gonna be left alone. 
Allah did not abandoned you, Allah did not leave you alone, don't get that wrong. thats the idea of مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ. 
this is for the beloved rasulullah saw, but understand it even for ourselves. there are time where we feel the intensity of iman. there are time where it is easy for tears to rolled down your eyes, for you to feel like you've repented before Allah and you feel a closeness to Him in sajadah, you just don't want to get your head from sajadah. there are time you're standing in prayer and you have an experience that only you know, nobody else except Allah knows. there are those experiences. 
there are time in which you're crying before Allah, confessing before Allah, admitting your fault before Allah, and some of those are the most beautiful moment of your life. and when those moment go away, and maybe sometimes you wander off, and you go so far from that closeness to Allah. and you're done in a place, you're so far from that place now, like.. "man, i wish i can ever feel that again, i used to be good person. i used to be close to Allah, i can barely remember how that felt like but i'm in the dark now. there's no way that.. thats ever gonna come back, i've made so many mistake." 
in this ayah or this surah, Allah is addressing the messenger saw that he, rasulullah saw, is assuming he made a mistake. he doesn't know what it is, of course he didn't made mistake. but in our case, we know what mistake we've made. we know the mishap we've done. there are time we are close to Allah and our heart are touched by the quran. but then we gonna feel like just night(darkness).. and the night just wont end, we're going to feel that way. we know what we've done that harden our hearts and got away from Allah. but even to us Allah azza wa jalla is giving hope. 
the correction comes to everyone of us and its first and foremost comes to the messenger of Allah (saw), the most worthy of it, and that is مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ. 
and then Allah swt add;
وَمَا قَلَى  
dig into this word, another interesting arabic word, قلى. basically they used to called it as a kind of an acid. or its like a detergent. detergent back in the days was used to rub and scrub the clothes but when you're done with it, what you do with the detergent? you wanna washed it off and get rid of it, let it disappear, its not something valued once you've done using it. thats the original image associate with the word قلى something you use, and when its usefulness is done you get rid of it and it is worthless to you, it has no meaning to you anymore. the idea that you have someone very close, but now you want to get rid of them, you want to throw them out. قلى also used in the act of frying something, when there is an unwanted leftover, so you just throw them. 
there are two side of it, Allah is upset, Allah say farewell and Allah see you worthless and therefore He is disappointed with you and you're not worthy to Him anymore. this are the feeling that the believer can get towards Allah. "Allah think i'm worthless, Allah think i have no good left in me." people around you can make you feel that way and you start taking opinion of people and start projecting maybe that is the opinion of Allah on you also. that's the very common mistake we made. and that is something that highlighted in this ayah.

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى
--Allah did not abandoned you nor He is upset.

___
extracted from the 'ramadhan with quran' series by ustaz nouman at bayyinah tv. full lecture on the entire surah can be watched here; ad-dhuha. beautiful surah indeed. basically, i just write down what's being said in the lecture and i think i skipped/missed some point. sorry for that and sorry for grammar yang berterabur. tak reti nak repair.

Wednesday, May 31, 2017

thousand towers.






rooftop.

"nah, sudah malam..."

pandang langit.
gelap gelita.
kosong.

"...pun masih belum nampak bintang. hahaha."
"light pollution."
"err, semacam river pollution? contaminated water? air pollution? jerebu?"
"ya. kind of. and what else? sound pollution pun ada.. emm, jap.."

keluarkan enset.
buka random mp3.
turn up volume to the loudest.
baca random message dalam whatsapp.

"hear me well?" 
"ah, not really.. and its annoying..  so, this is how it works. "

mp3 stopped.

"ha, sama macam pencemaran cahaya. ada masanya kita cari cahaya-cahaya tertentu, tapi pandangan kita terganggu atau mungkin tertutup dengan cahaya lain yang lebih terang, yang lebih dekat. macam cahaya bintang di langit, kita tak dapat cari sebab pandangan kita dipenuhi cahaya daripada bumi, semua yang ada di depan kita sekarang ni la.." 
"make sense." 
"itu cahaya fizikal, cahaya yang mata kita cari. by the way, hati kita pun cari cahaya kan? so, ada probabiliti berlaku pencemaran cahaya jugak kan dalam hati kita?" 
"ya, sure. maybe we haven't found the right light we seek because pollution was there, surrounding our heart."
"so, how to clean it up?"
"i dont know.. mungkin boleh try turn off unwanted light source. put some filter or something that can remove unwanted light from entering our heart. eh, kan we do light filtering in photography? like all those flawless picture.."
"ya.. or maybe we can move somewhere far from those contaminated light. there must be, at some distance, those polluted light atmosphere will no longer affecting our sight. on the other hand, the true light that we seek, shouldn't we get closer to it? to get a better view of it?" 
"yup."

pandang bumi.
warna warni.
benderang.

"surah al-buruj." 
"surah bintang?" 
"yup. buruj in this surah referred to the stars. and you know what, there is another meaning of the word buruj." 
"what?" 
"tower. or something that rise up high." 
"macam burj khalifa di dubai tu?" 
"you've got a point there. burj is the singular version and buruj is for the plural. so, that should brought us to another point of view in our tadabbur kan?" 
"towers in the sky?"
"sort of. but lets write about that on another day maybe.. dude, i'm tired.. hungry.. and ughh, sleepy too.."
"write? but.. i thought this is a real life conversation between two anonymous."
"ah, whatever.." 

sambung star gazing.



Tuesday, May 30, 2017

風 - kaze.











le vent se lève
il faut tenter de vivre















the wind is rising
we must try to live















Monday, May 29, 2017

.

















Tuhan... aku tidak tenang kerana dunia belum kumiliki, berikanlah!
Tuhan... aku tidak tenang kerana dunia belum kumiliki..
Tuhan... aku tidak tenang kerana dunia belum aku..
Tuhan... aku tidak tenang kerana dunia belum..
Tuhan... aku tidak tenang kerana dunia..
Tuhan... aku tidak tenang kerana..
Tuhan... aku tidak tenang..
Tuhan... aku tidak..
Tuhan... aku..
Tuhan...
Tuhan..
Tuhan.
Tuhanku.
Tuhanku, berikanlah.
Tuhanku, berikanlah petunjukMu.

























 عَسَىٰ أَن يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَٰذَا رَشَدًا






















Sunday, April 30, 2017

je ne sais quoi.




rooftop.

beg galas di belakang, dilepaskan sebelah bahu.
dibawa ke hadapan.

keluarkan kamera.
keluakan lens.

"ini wide angle lens. focal length pendek atau kecil. kau tau guna untuk apa?" 
"untuk photo yang frame dia lebih wider kan?" 
"ha, betul.." 
"nama pun 'wide angle'.. obvious laa.."

cantumkan lens dan kamera.
buka lens cover.

set shutter speed.
set iso.
set aperture.

"do you realize this.. bila kita pandang dunia atau kehidupan dari frame yang lebih luas, wider and farther, lebih jauh, barulah kita faham kenapa setiap sesuatu ada di tempatnya masing-masing. pokok, sungai, laut dan bukit. macammana setiap mereka saling berhubungan, menjalankan peranannya masing-masing untuk melengkapkan sebuah sebuah pemandangan bernuansa damai dan indah. ini tidak kelihatan jika kita cuma berdiri melihat dunia di hadapan sebatang pohon." 
"nah, begitu dalam kehidupan, kita perlu melihat setiap apa yang datang ke dalam hidup kita sebagai satu identiti khusus yang memiliki peranannya yang tersendiri. mungkin itu ujian tertentu, atau manusia-manusia yang kita temui, juga kejayaan atau kegagalan dan sebagainya. semua sebenarnya saling berhubung untuk membentuk sebuah lukisan atau perjalanan takdir yang tersusun cantik setiap letaknya perkara-perkara tersebut."


angkat kamera paras muka.
dua tiga kali bunyi snap.

turunkan kamera.
buka lens.

ambil beg galas.
masukkan lens.

keluarkan lens lain.


"ok. yang ini apa?" 
"just another lens?" 
"haha. begini.. setiap sesuatu memiliki keindahan dan keunikan dengan caranya sendiri. indah dengan keindahannya yang sendiri. hal-hal biasa, kecil dan sepele akan kita lebih hargai jika kita tahu nilainya, keindahannya. cuma, tidak semua kelihatan dengan magnifikasi pandangan atau penglihatan berskala sifar. ia perlu kepada perkalian magnifikasi. perlu kepada perhatian dan penelitian. semacam uniknya struktur pola corak bunga atau rekahan pada sayap pepatung yang kita tangkap dalam mode close-up guna lens ni, macro lens." 
"ouh.." 
"your turn." 
"manusia memiliki fitrah, bila  terpandang atau merasakan sesuatu itu indah, mereka ingin menyampaikan pujian. dan mahu berterima kasih. kan? tapi, kepada siapa? seperti kita berterima kasih bila diberikan hadiah daripada orang lain. terima kasih kita adalah atas hadiah itu. nah, kepada siapa pula kita mahu berterima kasih atas orang yang memberikan hadiah itu? so, fitrah dibekalkan kepada manusia sebagai jalan untuk manusia sentiasa pulang kepada Tuhan."


angkat kamera paras muka.
dua tiga kali bunyi snap.

turunkan kamera.
buka lens.

ambil beg galas.
masukkan lens.

tangan masuk ke kocek seluar.
keluarkan phone.

turn on skrin.
buka lock pattern.

sebelah app camera ada app quran.

"you know what, dua konsep tadi tu asalnya aku dapat daripada quran study." 
"quran?" 
"yup. i mean, from literary point of view, ada dua cara we can look into the quran. first, macam guna wide angle lens. looking from afar, in a bigger picture, look how every ayah within a surah interconnected with each other. secondly, by the 'close up' or 'zoom in' concept, to look deeper into a single kalimah or word, dig into its root meaning, and how precise it was chosen for that particular place in an ayah. and thats how you will be awed in silence by the divine speech." 
"that's cool."
"ya, sejuk jugak atas ni."


sambung tengok pemandangan.




Saturday, April 29, 2017

transmission.
















iman fluctuates.



















its a continuous sine wave,
y = a sin(bx)


















Friday, April 28, 2017

recalculating.






tepi jalan.
bersebelahan pondok telefon.
gerai burger dan roti john.

"bang, taman kosakata kat mana? jauh lagi tak dari sini?" 
"taman kosakata? jauh lagi. emm, ikut jalan ni straight, nanti ada jumpa empat traffic light. lepas yang keempat tu nanti akan jumpa round about. oh ya, sebelum round about tu ada supermarket sebelah kiri. ambil exit pukul tiga. lepas tu straight lagi, lepas dua traffic light jumpa masjid sebelah kanan. tu masjid bayyinah taman kosakata, dah dekat la tu kawasan perumahan taman kosakata. cari je signboard jalan kosakata." 
"ok bang. terima kasih."

...


kuning.
merah.

hijau.

jalan.


"tadi traffic light keempat kan?" 
"aah." 
"so, lepas ni akan jumpa supermarket." 
"yup."

800m ke depan.

"tu ha.. nampak dah." 
"uish besar gak..." 
"singgah nak?" 
"emm, awal lagi... boleh gak.."

signal ke kiri.

berhenti depan palang gate merah putih yang melintang.
turunkan tingkap, hulur tangan keluar. tekan butang, ambil tiket parking.
palang gate merah putih terangkat naik menegak, jalan.

pusing tempat parking bahagian dalam.
basement 1; penuh.
basement 2; penuh.
keluar, tempat parking bahagian luar, penuh.

"weh, penuhlah. takde parking." 
"aduh, takpe la. jom la gerak. tiket parking takde bayar kan?" 
"tak kot. baru berapa minit kita masuk. baidewei, jalan mana nak keluar ea?" 
"tu, kau follow kereta depan. nak keluar jugak tu."

berhenti depan palang gate merah putih yang melintang. 
turunkan tingkap, hulur tangan keluar. masukkan tiket parking.
palang gate merah putih terangkat naik menegak, jalan.

"eh, tadi kita masuk sebelah mana ea? bukan sini kan? ini keluar jalan mana? mana round about tu?" 
"bukan. sebelah mana ntah tadi." 
"alamak.. habistu nak lalu mana ni?" 
"jap, kau singgah tepi dulu."

signal ke kiri.


...


"enset kau ada waze?" 
"ada." 
"laa, tak cakap awal-awal. bukak la." 
"nak jimat bateri. haha. power bank aku tertinggal." 
"guna kejap je. dah nak sampai ni." 
"ok."


buka waze.
taip taman kosakata.

perlahankan suara radio.
kuatkan suara mr waze.


we're all set. lets go.

in three hundred meter, turn left.

slow traffic reported ahead.

"weh, belok kiri la." 
"aduh, salah."

recalculating.

in two hundred meter, make a u-turn.


in one kilometer, at the round about, take the second exit.


continue straight for two kilometer and then stay to the left.


you'll reach your destination in four hundred meter.


you've reached your destination.



masjid.
isya'.



bacaan imam melepasi pertengahan surah al-fatihah..

"ihdina siraatal mustaqeem.."





Tuesday, March 21, 2017

stands on its own.





rooftop.

dua cawan styrofoam berwarna puteh berisi air jernih berasap.
di tepinya ada bungkusan 3in1, oldtown hazelnut white coffee mocha. 

"kenapa siang takde bintang?" 
"ha? sebab siang bukan malam. siang adalah siang dan malam adalah malam."

hujung bungkusan 3in1 dikoyak.
isinya dituang masuk ke dalam cawan. ada butir-butir halus yang terbang ditiup angin, lari tidak mahu masuk ke dalam cawan.

"tapi, bintang best."
"then, mau cari bintang di langit siang-siang? cari malam pada siang? come on laa.. setiap langit ada cahayanya masing-masing. malam cahayanya lain. siang cahayanya lain."

bungkusan 3in1 yang sudah kosong ditekan-ratakan, keluarkan udara yang masih terperangkap di dalamnya. bahagian kiri kanan tepinya dilipat menegak masuk ke dalam. bungkusan plastik itu menjadi lebih padat. ia kemudian dicelup masuk ke dalam cawan, digerakkan dalam arah pusingan jam. buih-buih timbul di permukaan dan cuba bergerak ke tepi dinding cawan sebelum satu persatu pecah. perlahan-lahan serbuk kopi dan air panas menjadi sebati.

"hmm.."
"untuk move on, dalam hal apa pun, bukannya cuma berani melepaskan apa yang ada pada apa yang berlalu pergi. tapi, berani juga menerima apa yang ada pada apa yang datang tiba. biarkan waktu berjalan membawa pergi malam dan bintangnya. nanti kau akan belajar bahawa ada pelangi pada siang."

cawan diangkat, sampai ke aras dagu berhenti sebentar, menikmati aroma kopi yang naik meski tidak kelihatan zahirnya. kemudian cawan diangkat sedikit lebih tinggi lalu dihirup isinya. nikmat. cawan diletak semula ke bawah. hirupan pertama tadi meninggalkan lingkaran berwarna coklat terputus-putus, sedikit lebih tinggi daripada permukaan paling atas kopi yang masih berbaki.

sambung skygazing.



Sunday, March 19, 2017

carbon fiber reinforced polymer.






ketakutan mungkin akan menyelamatkan kita daripada kegagalan atau bahkan kekecewaan, tapi, keberhasilan dan kebahagiaan, hanya keberanian yang mampu menyampaikan kita kepadanya. beranilah untuk bahagia. kita tidak akan pernah belajar menghargai cahaya jika selamanya, dari awal hingga ke detik ini, kita hanya berada dalam ruangan yang terang benderang. kita bahkan tidak mahu tahu daripada mana datangnya cahaya yang menerangi itu, yang penting, semua benda kelihatan jelas pada pandangan kita. kita tidak pernah belajar menghargai. sehinggalah kita jatuh dalam kegelapan. ketika itu, sumber cahaya sehalus satu percikan kecil yang terhasil daripada batu yang digeserkan, pun kita akan cuba untuk menjaganya agar tidak terpadam. sungguh, ada begitu banyak matawang di dunia ini, yang digunapakai untuk membeli bermacam perkara. banyaknya sebanyak negara dan kerajaan di dunia ini. nilai matawang saling berbeza, tergantung kondisi geografi dan geopolitik di setiap tempat. kita di sini, wajarlah matawang kita segini dan nilainya begini. mereka di sana, wajarlah matawang mereka segitu dan nilainya begitu. nah, apa pula yang digunapakai untuk berjual beli di akhirat? pahala. dan 'matawang' pahala juga ada banyak, sebanyak ujian yang datang kepada setiap manusia. kita dan jiwa kita begini, wajarlah ujian kita begini. mereka dan jiwa mereka begitu, wajarlah ujian mereka begitu. adil itu bukan selalunya tentang kesamarataan, ia lebih tepat adalah meletakkan sesuatu sesuai pada kedudukannya. hati-hatilah jika ingin menghukum Tuhan dengan mengatakan bahawa Dia tidak adil. 

manusia tidak tahu sedangkan Tuhan maha mengetahui.

___
carbon fiber reinforced polymer, (cfrp) adalah material yang digunapakai sebagai alternatif untuk kukuhkan atau tambah kekuatan pada struktur reinforced concrete, selalunya apabila struktur yang sudah siap, tidak lepas requirement dalam strength test.


Tuesday, March 07, 2017

synderella umbrella.





"sebetulnya, ada banyak pilihan jalan, ada banyak aturan laluan untuk kamu sampai ke sana. tapi, tidak semua jalan akan membawa pengalaman yang sama ketika dilalui. jalan yang itu suasana dan tampilannya begitu. jalan yang ini akan mempertemukan orang begini dengan ceritanya yang begini. jalan adalah pilihan. apa yang akan kamu temukan sepanjang melaluinya adalah kejutan."


itu kata-kata auntie kedai kopi, yang ditemuinya ketika ingin bertanya jalan. setelah mendapat penerangan sedikit sebanyak tentang jalan-jalan yang boleh dilalui, dia pun selesai membuat pilihan jalan dan laluan mana yang akan diterokainya. langit cerah pagi itu adalah peneman perjalanan yang baik. ah, siapa kata langit akan sentiasa cerah?

di tengah perjalanan, dia memilih untuk menaiki beca, biar pengembaraannya lebih klasik.

berbeca sehingga tiba di simpang empat yang menyimpang di pertengahan jalan muntri. berhampiran simpang empat itu ada arca besi nombor tujuh belas dan lapan belas, jika merujuk kepada peta yang dikasi oleh auntie kedai kopi.

dua keping not ringgit, warna hijau dan biru, dihulurkan kepada pakcik beca. tema klasik sudah habis. kembali untuk berjalan kaki lagi.

selesai dua tiga kali menekan punat snap di hadapan arca besi ke tujuh belas. mujur, tidaklah ramai orang yang lalu lalang di situ. mudah untuk mengambil gambar. dan ah, siapa kata langit akan sentiasa cerah? baru mahu bergerak ke arca besi ke lapan belas, hujan tiba-tiba turun. 

tidak punya pilihan lain. dia memutuskan untuk berlegar-legar, berjalan-jalan di sepanjang kaki lima rumah kedai yang ada di sepanjang jalan dengan signboard 'love lane' itu.

dua tiga langkah..
snap gambar..
dua tiga langkah..
tangan dihulur ke luar menyambut butir-butir hujan yang jatuh..

sampailah di kaki lima sebuah rumah kedai yang pintunya terbuka luas. di atas pintu, terpampang papan tanda berwarna merah dengan tulisan kantonis berwarna putih. mujur di bawah tulisan kantonis itu ada juga huruf-huruf roman; 'penang unique art gallery'.

tanpa berfikir panjang, dia terus masuk. dan wow.. semacam masuk ke dalam enchanted forest dalam cerita fairy tale. memasukinya membawa semacam perasaan kagum dan gembira. galeri itu dipenuhi barangan seni dan lukisan yang cantik, indah dan unik.






agak lama juga dia di dalam galeri itu sehingga terlupa bahawa di luar sedang hujan. selesai memilih beberapa barangan untuk dibeli, dia kemudian melangkah keluar. 

"masih hujan.."

dalam pada itu, dia terpandang seorang lelaki berpayung di seberang jalan, bertentangan dengan galeri seni, sedang berbual dengan kucing. berbual? ya, kelihatannya begitu. mulut lelaki itu bergerak-gerak seperti berkata sesuatu kepada kucing. mungkin lelaki itu kucing jadian. mungkin.

sambil-sambil berbual dengan kucing, lelaki itu memerhatikan papan tanda di atas pintu galeri seni, kenderaan yang lalu lalang dan lopak air yang ada di jalan. mungkin lelaki itu sedang membuat kira-kira bagaimana mahu menyeberangi jalan ke galeri seni, dengan cara yang paling selamat.

setelah jalanan di antara rumah kedai yang bertentangan itu lengang tanpa kenderan yang lalu-lalang, lelaki berpayung tadi terus berlari dan melompat-lompat mengelak lopak air. dan sampailah lelaki itu di kaki lima galeri, dengan sneaker dan hujung seluar yang sedikit basah. sepertinya lelaki itu juga sedang mengembara, berjalan-jalan di kota ini seperti dia. alang-alang lelaki itu datang dengan payung, mungkin boleh bertanya kepada lelaki itu di mana dia boleh mendapatkan payung.

"err, maaf ganggu. payung tu beli di mana? dekat-dekat sini ada?"
"oh, payung ni beli di kedai runcit hujung sekali, barisan rumah kedai seberang jalan ni." 
"oh, ok."
"emm. nah. pakai payung ni dulu la kalau mahu pergi ke sana. seberangi jalan ni, hati-hati lopak air, kemudian, jalan terus sampai hujung. jumpa kedai runcit. ada seorang pakcik dalam kedai itu."
"terima kasih. nanti saya pulangkan payung ni. maaf menyusahkan."
"ok saja. saya pun nak singgah masuk galeri ni dulu." 

payung bertukar tangan. mereka berpusing, bergerak dalam arah yang bertentangan. seorang ke arah depan, seorang ke arah belakang. seorang ke arah hujan. seorang ke arah pintu.

lima minit kemudian, lelaki itu keluar semula daripada galeri. lelaki mencari-cari kelibatnya. ah, sudah ada di kaki lima seberang jalan. dia sedang berjalan menuju kedai runcit yang dikatakan lelaki.

"alamak, lupa.. itu payung terakhir yang pakcik tu jual."

paap! lelaki menepuk dahinya sendiri. kemudian masuk semula ke dalam galeri dengan muka bersalah.




---



"miss, lelaki yang tadi, yang bagi saya payung ni, dah pergi?"
"ya, dia masuk kejap je. lepas dia pilih beberapa keping poskad dan minta kirimkan sekali, ada kereta ambil dia. mungkin dia panggil uber. katanya dia nak segera ke jeti."
"payung dia.. hmm.."




---







(sebulan kemudian)


petang itu, balik daripada berkerja, sesampai di rumah sewanya, temannya memberikan dua keping poskad kepada lelaki.

"weyh, ada dua poskad untuk kau."
"ha, dua keping? dari mana?"
seingat lelaki, cuma ada satu poskad yang dikirimnya sendiri ke alamat rumah sewa itu sebulan lepas. ole-ole untuk diri sendiri daripada perjalanannya di kota dalam pulau yang jauh ke utara.
"a'ah. tulisan lain-lain. entah, kau bacalah sendiri."
terus saja lelaki mengambil poskad yang bukan kirimannya sendiri itu. ah, ini poskad dari galeri seni yang sama. dibalikkan poskad itu. ya, bukan tulisannya.

hai!
err, maaf. pertamanya, saya dapat alamat ni daripada poskad yang awak tulis. miss di galeri seni itu yang beritahu tentang poskad awak. sebenarnya, saya mahu pulangkan payung. tapi, kata miss galeri seni itu, awak dah pergi dan payung itu awak bagi saja kepada saya. oh ya, rupanya, payung di kedai runcit pakcik tu pun dah habis.
selepas hujan reda, saya datang balik ke galeri tu. payung awak saya tinggalkan di situ. jadinya, sesiapa yang singgah di galeri itu ketika hujan dan perlukan payung untuk membeli payung boleh pakai payung awak. miss di galeri itu juga setuju untuk payung itu ditinggalkan di situ. 
nah, ini poskad sebagai tanda terima kasih daripada saya. 



[the end]

Tuesday, February 28, 2017

segiempat berisi senja.






kukirimkan sepotong senja ini untukmu alina, dalam amplop yang tertutup rapat, dari jauh, karena aku ingin memberikan sesuatu yang lebih dari sekedar kata-kata. sudah terlalu banyak kata di dunia ini alina, dan kata-kata, ternyata, tidak mengubah apa-apa. 
aku tidak akan menambah kata-kata yang sudah tak terhitung jumlahnya dalam sejarah kebudayaan manusia alina. untuk apa? kata-kata tidak ada gunanya dan selalu sia-sia. lagi pula siapakah yang masih sudi mendengarnya? 
di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa peduli apakah ada orang lain yang mendengarnya. bahkan mereka juga tidak peduli dengan kata-katanya sendiri. sebuah dunia yang sudah kelebihan kata-kata tanpa makna. kata-kata sudah luber dan tidak dibutuhkan lagi. setiap kata bisa diganti artinya. setiap arti bisa diubah maknanya. itulah dunia kita alina. 
kukirimkan sepotong senja untukmu alina, bukan kata-kata cinta. kukirimkan padamu sepotong senja yang lembut dengan langit kemerah-merahan yang nyata dan betul-betul ada dalam keadaan yang sama seperti ketika aku mengambilnya saat matahari hampir tenggelam ke balik cakrawala.
--sepotong senja untuk pacarku. (karangbolong-jakarta, 1991)






senja yang kau kirimkan sudah kuterima, kukira sama lengkap seperti ketika engkau memotongnya di langit yang kemerah-merahan itu, lengkap dengan bau laut, desir angin dan suara hempasan ombak yang memecah pantai. ada juga kepak burung-burung, lambaian pohon-pohon nyiur dalam kekelaman, sementara di kejauhan perahu layar merayapi cakrawala dan melintasi matahari yang sedang terbenam. 
aku pun tahu sukab, senja yang paling keemas-emasan sekalipun hanya akan berakhir dalam keremangan menyedihkan, ketika segala makhluk dan benda menjadi siluet, lantas menyatu dalam kegelapan. kita sama-sama tahu, keindahan senja itu, kepastiannya untuk selesai dan menjadi malam dengan kejam. manusia memburu senja ke mana-mana, tapi dunia ini fana sukab, seperti senja. 
kehidupan mungkin saja memancar gilang-gemilang, tetapi ia berubah dengan pasti. waktu mengubah segalanya tanpa sisa, menjadi kehitaman yang membentang sepanjang pantai. hitam, sunyi dan kelam. 
rupa-rupanya dengan cara seperti itulah dunia mesti berakhir.
--jawaban alina. (pondok aren, sabtu, 10 febuari 2001)






kini tinggal surat terakhir, yang rasanya tiba-tiba menjadi berat sekali. anak-anak desa yang sedang menggembala kambing, ikut berkerumun ketika aku mengambil surat dari dalam tas di boncengan. 
"cahaya! cahaya!" teriak mereka. 
mereka berkumpul dan menatapku dengan mata bertanya-tanya. kuambil amplop itu, berat juga untuk ukurannnya, malah berat sekali. heran aku bisa kuat membawanya selama ini. rupa-rupanya ada celah yang terbuka. petugas federal express di kota di mana pelangi tidak pernah memudar itu kurang teliti merekatkan penutup amplop. payah. itulah kalau kerja sudah menjadi rutin, tidak terpikir bahwa surat bukanlah sekadar surat. 
sebuah surat adalah pesan, kandungan rohani manusia yang mengembara sebelum sampai tujuannya. sebuah surat adalah sebuah dunia, di mana manusia dan manusia bersua. itulah sebabnya sebuah surat harus tertutup rapat, pribadi dan rahasia, dan tak seorang pun berhak membukanya. masalahnya, surat ini sekarang sudah terbuka, dan aku yang dengan tidak sengaja menengok ke dalamnya bagaikan langsung tersihir. 
"awas pak! jangan masuk! itu senja!" anak-anak itu berteriak. 
aku tidak ingin masuk, tapi aku tersedot ke dalamnya.
--tukang pos dalam amplop. (pondok aren, senin, 26 febuari 2001)





____________________
*petik daripada kompilasi tulisan seno gumira adji darma, dalam buku terbitan gramedia pustaka utama, yang tajuknya ialahhh 'sepotong senja untuk pacarku', pada bahagiannn 'trilogi alina'.