langit dua-ribu-empat-belas telah banyak berbicara langsung dengan kita para warga malaysia. bicaranya tidak lembut. keras dan tegas pada nadanya.
sebermula burung besi pertama yang dilenyapkannya. kita hilang arah. kita tertanya kepada para ahli logika ke mana perginya mereka. tanpa kita sedar bahwa langit dua-ribu-empat-belas sedang menanti kita untuk bertanya langsung padanya. tapi, kita tidak endah.
kemudian, burung besi kedua yang sedang gembira berterbangan di ruangan langit dua-ribu-empat-belas itu pula meletup dan terkulai jatuh menyembah tanah . kita mula saling menyalah, ini kerja dia, ini kerja mereka, mereka harus bertanggungjawab segera. dan langit dua-ribu-empat-belas masih lagi menanti kita untuk meminta panduan daripadanya. tapi, kita tidak endah.
seterusnya, langit dua-ribu-empat-belas semakin menaikkan nada suaranya. kali ini langit menjatuhkan pula hujan hujan basah. di sini dan di sana mula melimpah. kita terpana. ini apa pula? dalam kekalutan itu kita masih saja bisa berbalah sesama soal nama dan kepentingan kroni semata mata. langit dua-ribu-empat-belas cuma tertawa. entah ketawa sinis atau ketawa gembira dengan kita yang masih tidak endah dengan saudara yang tersiksa dengan bala bencana.
sebelum pergi buat selamanya, langit dua-ribu-empat-belas sekali lagi memilih burung besi untuk menjadi penyampai teguran agar kita tidak lupa. burung besi pun akur dengan amanah yang diberi dan semuanya berlaku sekelip mata. dan kita tidak punya pilihan untuk tidak lagi endah dengan segala peristiwa.
dengan begitu, langit dua-ribu-empat-belas pun pergi meninggalkan kita dengan segala pesan yang harganya tidak murah untuk dibayar semula. tapi, adalah lebih malang jika kita tetap dengan jiwa alpa, menafikan langit di atas yang punya kuasa.
semoga langit dua-ribu-lima-belas hadir dengan cahaya yang lebih tenang dan lebih akrab kepada kita. ya, pastinya kita perlu datang kepadanya dengan bicara taubat nasuha..
No comments:
Post a Comment