"Lihat betapa rosaknya hati umat manusia! Mereka melupakan Allah, sibuk mengumpul harta,dan melalaikan perintahNya.Datangi,berilah peringatan,dan tuntunlah mereka kembali kepadaNya! Bukankah seseorang yang Allah beri petunjuk melaluimu lebih baik daripada matahari yang menyinarinya?" bisik syaitan.
Ia lantas tergerak mengikuti bisikan itu, kerana dengan begitu ia akan disegani, dihormati, diagungkan, dipatuhi, dilayani, dan dijadikan tempat mengadu. Dia segera menyeru umat manusia ke jalan Allah SWT. Sehingga orang-orang disekelilingnya memuliakan dan mengabdikan diri kepadanya denga harta dan tenaga. Jiwanya merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dia kemudian memperlihatkan aktiviti ibadahnya supaya martabatnya tidak merosot. Dia marah ketika ucapannya dibantah walaupun ucapannya itu layak di bantah. Dia bahkan bukan hanya mencaci orang yang membantahya, tetapi juga menghina dan menuduh pembantahnya sebagai orang bodoh yang tidak tahu sopan santun.
Apabila tergelincir melakukan perbuatan mubah yang tidak seharusnya dilakukan, ia sangat takut martabatnya berkurang, sehingga ia berusaha menghapus kesan itu dari hati umat dengan berpura-pura,memperlihatkan kebaikan,dan bersikap ria'. Akibatnya,ia menderhakai Allah padahal sebelumnya patuh, dan menjauhiNya padahal sebelumnya dekat.
Seandainya tidak menyeru umat, ia terhindar dari semua ini. Orang yang patut menyerukan kebaikan adalah orang yang ketakwaannya benar-benar kukuh dan yakin mampu menghindari semua hal negatif tersebut setiap saat, dan darjat ini boleh dicapai dengan sentiasa memuhasabah diri, banyakkan berzikir dan berdoa kepada Allah SWT supaya dihindarkan dari keburukan.Marilah bersama berusaha kearah itu. Walaupun belum mancapainya,teruskan menyampaikan dakwah,semoga usaha kita tidak sia-sia.
*dipetik daripada buku the Wisdom of Al-Harits Al-Muhaisibi. (Pustaka Islam Klasik). Semoga bermanfaat..
No comments:
Post a Comment