"langit tidak dibuka untuk menerima kunjungan malam ini."
"kenapa? apa yang tiada di langit ini malam?"
"night sky without the stars. pale and dull."
"dude, you just literally skipped the moon while looking for the stars."
malam itu kanvas langit sedikit lengang. entah apa yang digunakan matahari untuk meletakkan bintang di sana ketika senja tadi. kalau dilekatkan dengan gam uhu, mungkin terlalu sedikit yang disapukan padanya. kalau ditampalkan dengan pin, mungkin tidak cukup kuat ditekan masuk. apa pun itu, sungguhlah matahari tidak bersungguh-sungguh melaksanakan tugasnya. sambil lewa saja, mentang-mentang sudah menuju waktu tamat kerja.
bintang-bintang dengan mudahnya tertanggal, ditiup oleh angin, terbang melayang. bergesel dengan awan, tercabut satu demi satu. jatuh berderai ke bumi. esok pagi, pasti matahari bingung mahu mencari satu per satu butir bintang yang berserakan itu.
"kalau langit ni sebuah pementasan teater cahaya, bintang adalah bintang utamanya. bintang ni elemen spesial. bulan? bulan tak perlu cari pun akan sentiasa ada di langit setiap malam."
"itulah sebabnya."
"sebab? sebab apa?"
"sebab bulan sentiasa ada di langit walau apa pun keadaannya di atas sana. orang kata kita tidak akan perasan tentang sesuatu yang ada bersama kita sehingga sesuatu itu hilang. tapi hakikatnya, kita sebenarnya tahu dan sedar tentang sesuatu itu yang sentiasa ada dekat dengan kita, tapi kita fikir kita tidak akan pernah kehilangannya. kita memang suka buat benda ironi."
bulan sedang berpaut pada tali tergantung yang terikat kemas pada sebatang paku yang sudah lama ada terekat di siling langit. malam itu, bulan menyaksikan semuanya. bintang-bintang di kanvas langit yang tertanggal, jatuh dan berserakan ke bumi. bulan tidak senang hati melihat apa yang berlaku di sekelilingnya. ia sedikit panik tapi cuba untuk tetap berfikiran waras.
bulan sedikit-sedikit merenggangkan pautannya pada tali tempat ia bergantung, mencuba-cuba untuk menangkap butir-butir bintang yang berjatuhan tapi graviti terlalu laju menarik mereka ke bumi. tidak tergapai.
"hmm, you're not specifically talking about the moon right? is there something else?"
"of course. there is always something else in the creation of Allah, if we look deeper into it."
"so, what is it this time?"
"i'm actually talking about myself. well, i used to memorized some ayahs from the qur'an that i thought i will never be able to. and then, yeah i also thought that i will never forget anything once i got them memorized in my mind.. but now i realized, i'm erasing kalimah by kalimah at every moment i surrender myself to the dark side of me. i took the light that Allah had given me, for granted. you don't put qur'an's ayah in the mind, but in your heart. and you cannot read anything in the dark even if it is there."
"so? go get the light back if you think they're worth your everything. fight back dude."
akhirnya, bulan membuat keputusan paling besar sepanjang ia bertugas sebagai sekuriti langit shif malam. ia melepaskan pautannya pada tali tempat ia bergantung dan melompat turun ke bumi. menggeledah hutan, menyelam laut dan menyelak bangunan-bangunan konkrit untuk memungut semula semua butir bintang yang terjatuh.
malam itu direkodkan sebagai langit yang paling gelap gelita tanpa sedikit pun cahaya.