Tuesday, July 17, 2018

everyone.






"welcome to subway." 
"hi."

bandara, ah, maksudku lapangan terbang adalah tempat percuma untuk membaca novel yang terbuka dalam dimensi realiti, tempat yang penuh babak dan drama. semua orang adalah watak yang sedang menjalani plot masing-masing. dan aku sedang membina narasi peribadi untuk setiap kisah yang sedang menuliskan dirinya sendiri di sekitarku.

"bread?"
"honey oat, please." 
"foot long or half?" 
"half." 

tidak perlu ke hutan atau ambil peduli tentang berita ramalan cuaca esok hari. kerana, selain rumah sakit dan tapak perkuburan, lapangan terbang juga adalah tempat percuma untuk menyaksikan pemandangan air terjun yang mengalir jernih dan jatuhan hujan yang tidak tertahan, bila-bila pun waktunya.

"menu?"
"chicken teriyaki, please."

ada dua jenis air mata yang mengalir di sini. dingin dan hangat. tidak perlu diukur suhunya dengan termometer. aku tidak selalu meminta untuk memaknakan tulisan-tulisanku secara literal.

"anything else to add on?"
"no."
"extra cheese?"
"sure."

air mata yang mendinginkan hati,  yang menyejukkan jiwa, yang menyenangkan perasaan mengalir daripada mata air kebahagiaan. seperti di balai ketibaan, ada seorang ibu yang gembira menyambut anak lelakinya yang sudah dewasa pulang setelah sekian lama, atau ayah, seorang askar, yang bertemu bayi kecilnya aman tidur di dukungan. rasa rindu, cinta dan sayang teradun dalam cairan jernih yang mengalir pada pipi yang kering itu. membasahi. mata yang sedang dingin.

"vegetables topping?" 
"tomatoes, cucumbers and lettuces, please."
"that's all?"
"yup."

sedangkan air mata yang hangat, yang sedikit menyesakkan dada mengalir daripada mata air kesedihan. seperti seorang gadis yang melambai ke arah keluarganya di gerbang masuk balai perlepasan untuk meneruskan petualangan jauh di rantau orang, atau sepasang suami isteri yang baru bernikah tiga hari lepas kini harus berpisah berjarak kerana komitmen kerjaya. ada rasa takut mungkin. ada rasa kecewa barangakali, ada bebanan perasaan-perasaan yang berat agaknya pada cairan yang mengalir tanpa bau itu, tidak wangi untuk disebut haruman, tidak busuk untuk dikatakan najis. polos. itulah mata yang sedang dalam kehangatan.

"sauces?"
"honey mustard, bbq, chili and thousand island, please." 
"else?"
"that's it." 

oh ya, hampir setiap hari mataku juga panas kehangatan. ah, tidak. aku tidak menangis setiap hari. tidak ada air yang mengalir keluar. cuma, aku kan selalu ada di tapak pembinaan yang malar terik dan penuh debu. itu menyesakkan mata. tapi setelah selesai di sana, aku akan pulang ke pejabat yang alhamdulillah terlindung dan berhawa dingin. nah, di sini mata ini kembali sejuk dan berada dalam kedinginan.

"want to make it a meal?"
"yes, please."
"cookies or chips?"
"i'll take cookies." 
"so, the cookies? they can be mixed." 
"chocolate chip and oatmeal raisin."


jadi, semua orang di lapangan terbang ini sama ada sedang menuju, menunggu atau meninggalkan hal-hal atau mungkin orang-orang yang sama ada akan menyejukkan atau menghangatkan mata dan pandangan mereka.

"here is the cup and the drink dispenser is over here."
"emm, lemon tea finished? its written here."
"yes but will be refilled shortly."
"i'll wait for it then." 

empat ayat terakhir pada surah ke- dua puluh lima. 
semoga.

"to eat here or take away?"
"take away, thank you."



1 comment:

  1. I always love the way you tell your stories, ada sisi monologue yang berlatar belakangkan situasi harian. Dan juga yang menariknya setiap cerita pasti ada tadabburnya, mengingati aku yang kadang-kadang terleka pada dunia. Satu perkara bagus gitu :)

    ReplyDelete